::: With The Spirit of "Ibrahim to Ismail & Imran to Maryam" :::

  • I am Co Wi. A New Papa. Blog ini gw dedikasikan untuk istri gw tercinta dan anak gw terkasih. So many stories dat I wanna share here, hope it can be my little family logs, syukur-sukur bisa jadi manfaat buat yang lain. May be di luar sana ada yang sedang mengalami "ujian" yang dulu pernah kami rasakan, sedikit referensi dari kami mungkin bisa membantu. For you dat wanna share your story, ask something, langsung comment aja disini, atau kalau mau private bisa langsung email saja. Hope we can help.


Si Kecil Mulai Makan, Apa yang Perlu Kita Tahu?

     Hari ini, putri cantik gw, bayi lucu gw mule belajar makan. Belum genap 6 bulan sih, masih kurang beberapa hari lagi. Tapi ga apa lah ya, dicoba. Sebelumnya, gw dan istri udah konsul ke dokter, nanya sana-sini, dan baca entah dari buku atau internet soal apa-apa aja yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa gw share, yang barangkali bisa menjadi info buat young-pa young-ma lain di luar sana. Hehe.

1. Konsep Dasar
Konsep dasarnya adalah untuk memperkenalkan anak/bayi terhadap makanan. Sekali lagi ingat, memperkenalkan. Bisa jadi ini adalah perkenalan yang baik, bisa jadi tidak. Bisa jadi anaknya mau diajak kenalan dengan makanan, bisa jadi engga. Bisa jadi anak kita alergi, bisa jadi engga. Macem-macem lah. So, dengan meyakini bahwa konsepnya adalah "memperkenalkan", maka ketika anak tidak mau makan, Anda tidak segera pusing alias stress. Konsep memperkenalkan ini juga punya nama beken yaitu MPASI, atau singkatan dari Makanan Pendamping ASI. Artinya apa? Yang utama tetap ASI dan makanan adalah pendampingnya. Jangan dibalik!!!

2. Kapan Dimulai ?
Secara teori adalah ketika bayi berusia 6 bulan. Boleh kurang lebih beberapa hari lah, sesuai dengan kondisi bayi. Boleh kurang dari 6 bulan dengan catatan: bayi sudah siap dan tertarik dengan makanan, ditandai dengan : suka memperhatikan orang lain makan, mulutnya seringkali clomat-clamit kayak ngunyah sesuatu, sering nangis meski sudah dikasih ASI seperti biasanya, dll. Tidak boleh lebih dari 6 bulan, karena mulai usia 6 bulan, aktifitas bayi sudah mulai banyak (gulang-guling, tengkurep, mulai merangkak, bahkan ada yang sudah minta berdiri), sehingga kalau tidak ditambah dengan asupan makanan, dikhawatirkan bayi akan kekurangan energi. Efek paling ringannya, bayi akan sering nangis. Dan efek paling ekstrimnya bayi bisa kena stunting/kuntet.

3. Apa yang Dimakan ?
Meskipun ada beberapa perbedaan diantara beberapa referensi yang kami dapat, tapi pada intinya adalah : makanan bayi (yang dijual di toko-toko : milna, promina, cerelac, farley, dll) yang sudah dihaluskan dan diencerkan, hingga mendekati cair. Terutama untuk minggu-minggu awal. Hal ini bertujuan agar sistem pencernaan anak tidak kaget, karena selama ini hanya mengkonsumsi ASI/susu saja. Nanti secara bertahap teksturnya diperkasar. Setelah dua minggu, bisa ditambah dengan buah. Saran dokter kami waktu itu adalah pisang. Tapi kenyataannya malah membuat anak kami susah pup. Solusinya kami ganti dengan buah lain seperti alpukat, pepaya, dll. Yang penting jangan dicampur. Satu kali makan, satu jenis buah.

4. Kapan Waktu Makan ?
Dihitung dari bulan keenam, maka :

  • Dua (2) minggu pertama : pagi dan sore (bubur bayi/makanan bayi yang sudah dihaluskan dan dicairkan)
  • Dua (2) minggu kedua : pagi (makanan bayi), siang (buah yang sudah dihaluskan/dijus super halus), sore (makanan bayi).
  • Empat (4) minggu ketiga : belum belajar lagi. Hehe.


5. Apa yang Perlu Diperhatikan ?
Beberapa hal yang mungkin terjadi dan perlu diperhatikan adalah :

  • Makanan harus dihaluskan dan dicairkan seencer mungkin (hingga mendekati cair), agar sistem pencernaan bayi tidak kaget/luka.
  • Porsi makan jangan terlalu banyak. Ingat!!! Ini adalah makanan pendamping, artinya porsi utama konsumsi bayi masih tetap ASI. Perhitungkan agar bayi tetap mengkonsumsi ASI dalam jumlah yang dianjurkan, yaitu antara 600-800 ml.
  • Perhatikan pup bayi. Ada kala nya bayi tidak cocok dengan makanan yang dikonsumsinya sehingga menyebabkan pup bayi menjadi keras dan susah dikeluarkan. Seperti yang bayi kami alami akibat mengkonsumsi pisang. Namun kondisi ini tidak sama antara satu bayi dengan bayi lainnya. Perhatikan pula warna dan bau pupnya. Wajarnya adalah warna pup sesuai dengan yang dimakan. Misanya, abis makan pisang : pup nya cerah cenderung kuning, makan pepaya : pup nya orange, dll. Jika ada yang tidak wajar segera konsultasikan ke dokter.
  • Perhatikan pula kondisi bayi. Ada beberapa bayi yang alergi terhadap makanan tertentu. Tandanya diantaranya adalah muncul bintik-bintik pada kulit bayi, bayi muntah, dll. Jika itu terjadi ganti menu makanan. Jika alergi terus berlanjut, hubungi dokter Anda. Alergi pada bayi bisa berbahaya bagi bayi itu saat ini, atau nanti ketika dewasa. Misalnya anak saya. Dari lahir, anak saya alergi susu sapi dan juga susu kedelai. Padahal hampir semua makanan bayi pasti mengandung susu. Maka dari itu, setelah konsultasi ke dokter, kami diberi alternatif makanan bayi yang tidak ada susunya, yaitu Farley (ini bukan iklan ya) dan Milna Goodmil. Kalau di kota sih, susah-susah gampang nyari produk ini. Tapi di online banyak kok. Nah, masalahnya adalah kedua produk ini varian rasanya sedikit, sehingga kalau bayi bosan, tidak ada alternatif lain. Terus gimana? Sarannya suruh bikin makanan bayi sendiri.
     Nah, itu tadi pengalaman kami di awal-awal masa MPASI. Belum genap sebulan sih. Nanti kita share lagi perkembangan-perkembangan yang lainnya. O ya, kondisi setiap anak beda-beda ya, dan referensi yang ditawarkan oleh dokter dan buku-buku kadang emang beda-beda. Jangan bingung! Ditampung semua dan dicari yang paling pas buat anak kita aja. Bisa aja saran dokter ga pas, saran buku lebih oke, bisa jadi saran buku ga bisa diterapin, tapi kata ibu mertua malah berhasil, dll. Pokoknya dinikmatin aja, biar ga stress.

     Untuk young-pa di luar sana, sesekali boleh deh belajar nyuapin anak. Biar tahu gimana kerja kerasnya young-ma di rumah. Gw sendiri kalo libur ikut bantu-bantu istri gw ngurusin si kecil, termasuk nyuapin. Dan capek saudara. Biar kita sebagai young-pa tahu betapa besar perjuangan young-ma dan tahu gimana caranya berterimakasih sama istri tercinta.


Two Flowers for Two Years from My One and Only Lady


Happy Second Anniversary of our Marriage my lady. All good things have and done will be better and better. Love you beb.

This flowers are from my beautifull wife. She hide it in my office bag, without I was knowing nothing. I just realize when arrived at the office. And now these two flowers is displayed at my office desk. Tks beb.


Cinta kita sederhana

Cinta kita sederhana, 
Sesederhana mencium keningmu di pagi buta,
Mengucap kata cinta saat kau membuka mata,

Cinta kita sederhana,
Sesederhana memelukmu sebelum mengejar dunia,
Menyengaja pelukmu berberkas hingga datang senja,

Cinta kita sederhana,
Sesederhana membiarkan rindu membahana,
Meninggalkan lekuk bibir yang berkata,

Cinta kita sederhana,
Sesederhana seteguk air yang kau sedia,
Menghilangkan kesah, lelah, dan amarah,

Cinta kita sederhana,
Sesederhana menyisir rambutmu yang indah,
Hingga kau terlelap dalam buai cinta kita,

Cinta kita memang sederhana,
Kau, sesederhana kau yang terlihat mata,
Cinta, sesederhana cinta yang ditulis pujangga,
Kita, sesederhana kita yang orangpun rasa,
Tapi jika cinta adalah kau dan kita,
Maka cinta tak lagi sesederhana kata dalam prosa,

Kau yang kucinta adalah berkah,
Kau yang mencinta adalah gairah,
Kita yang mencinta adalah anugerah,
Dan cinta yang kita rasakan adalah marwah,

Cara kita mencinta memang sederhana,
Tapi kita yang mencinta tak pernah sederhana,


Narasi Perjuangan Seorang Ibu

Sudah dua malam ini, baik aku apalagi istriku, sudah tak nyenyak tidur. Istriku sibuk dengan rasa sakit yang dialaminya, aku pun sibuk dengan melakukan apapun agar rasa sakit yang dideritanya berkurang. Sungguh, kalau saja aku bisa menggantikan rasa sakitnya, aku rela. Ini bukan sekedar kata-kata indah untuk mempermanis tulisan pun ucapan, akan tetapi memang benar adanya, karena aku menyayangi istriku, tak tega rasanya melihatnya sakit tanpa henti. Sudah sejak jam 7 malam tadi hingga sekarang menjelang jam 12 malam, setiap 6-7 menit sekali dia melirih kesakitan. Sungguh, ini adalah pelajaran bagi para anak dan muda. Tak akan kau rendahkan ibumu jika sudah kau lihat bagaimana rasa sakit yang dialami istrimu. Begitulah beliau dulu saat mengandungmu. Maka, aku pun bisa menambahkan satu lagi daftar keutamaan menikah dan punya anak : AGAR KAU HORMAT KEPADA IBU BAPAKMU, dengan melihat sakit yang dialami separuh jiwamu, istrimu.

Waktu terus berdetak, jam 02.00 istriku terkasih tak lagi kuasa menahan sakit yang dialaminya. Pun aku terus melihat jam bahwa jeda waktu sebelum rasa sakitnya pun sudah memenuhi syarat persalinan. Kini sudah di bawah 5 menit sekali rasa sakit itu datang dan pergi. Maka jam itu pula kami memutuskan untuk ke Rumah Sakit. Tak butuh waktu lama, karena jarak rumah dan rumah sakit pun tak jauh, dan jalanan sunyi sepi karena masih tengah malam. Kami langsung menuju ke ruang persalinan. Dokter yang menanangani kami sedari awal, Dokter Yudianto, pun sangat kooperatif. Jauh-jauh hari beliau sudah berpesan, kalau sudah waktunya, silahkan telpon saja, karena beliau standby di Jakarta. Tapi situasi sedikit berbeda karena menurut suster yang menemui kami, Dokter Yudianto sedang keluar kota. Aku mencoba untuk tenang, karena aku yakin istriku sudah tak tenang. Aku minta suster untuk menghubungi ulang Dokter Yudianto karena beliau yang bilang akan standby di Jakarta. Suster pun mencoba menghubungi beliau kembali. Setengah jam berselang kami mendapat informasi bahwa Dokter Yudianto akan datang ke RS dan saat ini sedang dalam perjalanan ke RS langsung dari bandara. Ternyata benar, Dokter Yudianto baru saja pulang dari Surabaya untuk urusan yang tak direncanakan sebelumnya. Sembari di perjalanan, Dokter memberikan istruksi-instruksi kepada para suster tindakan apa yang harus dilakukan.

Setiap satu jam suster datang ke ruang bersalin dan mengecek level pembukaan. Ketika baru datang sudah pembukaan 3. Tapi hampir tiga jam berselang baru pembukaan 5. Sementara itu istriku sudah setengah sadar, dia sudah tak bisa berpikir lagi, karena hanya rasa sakit luar biasa yang dirasakan. Hingga jam 05.00 Dokter Yudianto tiba di rumah sakit dengan membawa koper di tangan kanannya dan oleh-oleh di tangan kirinya. Dokter langsung bergegas mengecek kondisi istriku dan memutuskan untuk memberikan semacam obat perangsang agar cepat pembukaannya. Kami sudah baca-baca sebelumnya dan efek obat ini akan memberikan rasa sakit yang lebih dari sebelumnya. Tapi jika tidak dilakukan, akan lebih beresiko karena artinya sang calon ibu harus merasakan sakit yang jauh lebih lama. Maka tak lama kemudian istriku semakin kencang menarik tangan dan leherku pertanda dia mengalami sakit yang luar biasa, akan tetapi memang level pembukaannya naik signifikan. 

Detik-detik menjelang melahirkan menjadi titik tegang semua orang. Aku sudah meminta Mama (Ibu mertua) untuk keluar ruang bersalin beberapa saat yang lalu karena aku tahu beliau mudah terbawa perasaan dan tak akan tega melihat putrinya merintih kesakitan. Istriku sendiri semakin tak bisa mengontrol dirinya. Bahkan untuk mengatur nafasnya saja dia tak tahu bagaimana caranya. Sehingga untuk urusan bernafas, aku minta dia untuk mengikuti gerak nafasku. Kalau aku bernafas panjang, ikuti nafas panjang. Kalau aku bernafas normal, ikuti bernafas normal. Kalau aku mengejan, ikuti mengejan. Sehingga seolah aku tahu bagaimana melahirkan itu. Yang tidak aku tahu adalah bagaimana rasa sakit yang dialaminya. Aku hanya bisa mengira-ngira, tapi perkiraanku pun terbatas. Karena katanya batas level yang bisa dirasakan oleh orang dalam kondisi sadar itu berkisar di angka 16-20, sedangkan level sakit orang melahirkan itu bisa lebih dari 26 bahkan 32, katanya.

Tapi entah kenapa, aku tak merasakan ketegangan seperti 'cerita' teman-temanku saat menanti istrinya melahirkan. Bahkan tak sedikit para suami ini tak berani menemani istrinya melahirkan. Aku sendiri tak bisa seperti itu dan tak merasakan demikian. Tak bisa karena bagaimana mungkin aku meninggalkan istri yang sedang berjuang dengan rasa sakit yang luar biasa, sedangkan tak ada tempat mengaduh selain kepada suaminya. Tak merasakan, karena entah kenapa yang kurasakan adalah dua hal : satu, aku yakin istriku bisa dan mampu meskipun banyak orang (bahkan termasuk orang-orang terdekat kami), dan dua, yang muncul malah rasa ingin tahu bagaimana seorang manusia terlahir di dunia. Oleh karena dua alasan itulah, selama proses melahirkan itu, mataku tertuju cuma pada dua hal, yaitu kondisi istriku dan bagaimana bayi itu keluar dari rahim ibunya ke rahim dunia. Tak ada rasa takut, tak ada rasa tegang, tak ada rasa was-was.

Jam 07.23 pada hari ini 19 Juni 2018, putri pertama kami lahir dalam kondisi fisik normal dengan berat badan sedikit kecil 2,7kg dan panjang 49cm, dan tangisan kecil sisa-sisa perjuangannya keluar dari rahim ibunya. Lahir dari seorang ibu yang hebat, kuat, tegar, dan sabar : Dessy Tri Anggraeni, istriku terkasih. Namanya Sabrina Azzahra Sakhi. Sabrina berarti sabar. Sebagai pengingat bagi kami, bahwa kami pernah berjuang dengan penuh kesabaran dan ketegaran dalam memperjuangkan ia. Sekaligus doa agar kelak ia bisa menjadi anak yang Sabr (Sabar), Zahra (Cerdas), dan Sakhi (rendah hati). Amiin.


Postingan Populer